TAK PERDULI LIBUR ATAU TIDAK, TETAP SAJA DOYAN MACET
Doyan atau Takdir yang Melekat?
Masyarakat Jakarta sepertinya sudah ditakdirkan untuk mengalami macet di hari apapun. Hehe.. Nggak perduli hari libur atau tidak, macet dan kemacetan selalu melekat dalam keseharian mereka. Kemacetan seperti pindah kota saja. Di hari kerja Jakarta yang macet, sedangkan di hari libur kota sekitar Jakarta yang macet.
Seperti bisa kita lihat di libur panjang kemaren. Hari libur mulai Sabtu, Minggu dan Senin (plus Selasa) benar-benar dimanfaatkan orang Jakarta untuk menikmati libur, lepas dari keseharian mereka. Namun sayang, yang ditemui tetap saja kemacetan.
Kalau di hari kerja, mereka selalu berjuang melawan macet untuk sampai ke kantor, sekolah, mall, dll. Perjuangan hebat sebelum melaksanakan aktivitas keseharian mereka. Hm..
Nah, di hari libur macet dan kemacetan tetap menghantui warga Jakarta yang ingin rekreasi menghabiskan waktu libur mereka. Jakarta memang tampak lengang, tapi ini lain untuk daerah Puncak, Bogor, Bandung dan wilayah sekitar Jakarta yang memiliki sarana rekreasi selalu diserbu warga Jakarta demi menikmati hari libur.
Dan akibatnya bisa ditebak. Macet! Kiriman puluhan ribu kendaraan ke kota sekitar Jakarta selalu membuat macet ruas jalan yang selalu itu-itu saja, nyaris tidak bertambah. Edun!
Mungkin ini adalah sebagai sebuah bentuk balasan Jakarta atas kiriman air dari Bogor dan sekitarnya saat musim hujan tiba yang mengakibatkan banjir Jakarta. Hahaha... Balasannya adalah kemacetan haha..
Dua kesimpulan dari artikel ini. Pertama, masyarakat Jakarta doyan macet di hari libur maupun tidak, di hari libur malah menantang kemacetan di kota lain. Kedua, Jakarta mengirim kemacetan ke kota lain sebagai balasan atas kiriman air ke Jakarta yang membuat macet saluran air Jakarta, alias banjir! Hahaha.. Nggak ding, emang kaya gitu kan...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment