Laman

Tuesday, February 5, 2008

Kopdar Internal TPC

RAGAM KISAH DAN SEJARAH DI TAMAN BUNGKUL


Pagi hari itu, hape saya tiba-tiba bergetar menandakan bahwa sebuah pesan singkat datang dari CempLuk yang mengabarkan bahwa tepat pukul 7 malam akan ada sebuah acara kumpul-kumpul internal TPC, TuguPahlawandotCom. Singkat cerita, saya pun menyanggupi akan datang. Berangkatlah saya dari rumah tercinta di Kedamaian, Gresik beberapa saat selepas maghrib itu.

Tiba di tempat yang telah disepakati bersama, di taman Bungkul kota Surabaya yang asri dan sejuk itu, dengan ditemani guyuran gerimis mengundang saya pun bertemu dengan CempLuk bersama Bayu. Tak lama kemudian si njegglek Angki dan Siwi yang keduanya sama-sama latah, kagetan dan pethakilan itu menampakkan batang hidungnya. Berikutnya Mbah Sangkil sang komikus konyol itu pun menyeruak hadir di tengah-tengah kami, entah dari mana datangnya kami pun tak menyadarinya. Enam orang ini pun lantas bergegas mencari tempat singgah sementara, di podium utama taman Bungkul.

Setelah capek karena berdiri cukup lama di podium taman Bungkul dengan sebuah spanduk membentang di papan pengumuman, seorang penjaga keamanan pun datang seakan ingin minta bagian rejekinya, karena memang posisi kita yang sangat vital di jantung taman Bungkul lengkap dengan sebuah spanduk seolah hendak mengadakan sebuah acara akbar. Ah, tapi untung ada Mbah Sangkil yang mampu meredakan suasana.. hahaha...

Karena kopdar kurang afdol tanpa makan-makan, kami pun meluncur ke sebelah timur taman Bungkul, tempat dimana kita bisa dimanjakan dengan aneka hidangan makanan dan minuman spesial taman bungkul. Kami pun memesan makanan sesuai keinginan masing-masing. Sementara, Arul yang baru mudik dari Makassar itu tak lupa membawakan sebuah oleh-oleh khas berupa dodol durian Palopo.

Mbah Sangkil dan Khuclukz terlihat nyaman dengan kopi dan kacangnya masing-masing. Sementara lainnya sedang sibuk mengunyah hidangan yang tersaji di depan mereka. Angki dan Siwi saling asyik menggoda, mencubit, hingga segaja memancing kelatahan satu sama lain, karena ternyata keduanya sama sama kagetan dan latah. Tak jarang Siwi gemas dengan mencubit kesal dan pukulan hangat diselingi gigitan agak mesra mengarah pada tangan Raden Mas Angki Bukaningrat itu.

Disusul Arul, Khuclukz dan Donny yang datang terlambat segera memesan makanan dan minuman. Kedatangan Donny pun tak ayal membuat emosi Mbah Sangkil meningkat tajam. Apa pasal? Ya tentang masalah pembagian sate ayam Ponorogo itu, hahahahaha..... Mbah, mbah... Eling umur....!

Obrolan santai pun mengalir dari mulut yang berbusa penuh makanan dan minuman. Mulai dari bagaimana membawa TPC dari kumpulan individu-individu hingga menjadi sebuah komunitas yang solid dan tangguh yang diperhitungkan didunia persilatan blog nasional dan internasional dengan segala gebrakannya hahaha... Serta rencana bertandang ke markas Globber di Malang untuk silaturahmi dengan rekan blogger Ngalam.

Hingga menuju ke topik yang lebih berat. Donny yang maniak cewek itu pun berkelakar bahwa akun friendster yang ia bangga-banggakan dengan ribuan teman itu diblacklist karena memulai komunitas friendster SFS yang menjurus porno. Serta mbah sangkil dengan sebuah ide cemerlangnya membuat blog untuk meraup dolar.. hiahahahaha....

Oh ya tak lupa peristiwa unik bin ajaib dan membuat muka merah karena menanggung malu sedalam-dalamnya pun tersaji oleh si kecil mungil pemilik tinggi badan 150 cm itu. Yup, Siwi membuat delapan teman lainnya menutup rapat muka merah mereka atas aksi konyol yang dilakukan Siwi saat segerombolan pengamen jalanan mengalunkan lagu-lagu sambil menyodorkan sebuah kaleng dengan harapan terisi sejumlah donasi dari pengunjung warung-warung itu. Tapi apa yang terjadi sodara-sodara??? Ternyata tangan siwi menaruh di tempat yang salah, entah karena saking semangat show-off atau memang lupa kaleng yang mana punya mas-mas pengamen itu tadi... Uang pun masuk di sebuah kaleng tempat tissue tanpa tutup yang kosong... Ahahahahaha..... Bukan main malunya kami.. Serasa ingin tidak pernah kenal saja dengan Siwi...

Dan sejarah pun tercipta di taman bungkul itu. Untuk pertama kalinya dalam kisah hidup ini terjadi kontak langsung saya dengan Soedjianto Mangunkusumo alias antobilang yang saling bertatap suara dengan perantara piranti telepon seluler milik Siwi Piranti Rahayu itu. Telinga saya pun bisa mendengar suara renyah blogger penggila Sarah itu di ujung telepon...! Anto.. nitip salam lewat cempluk yang mo sowan ke Jogja ya buat rekan-rekan CahAndong ya...

Setelah perut kenyang, bibir capek, dan jarum jam menunjuk pukul 10 kopdar pun diakhiri dengan thawaf mengelilingi taman Bungkul, hehehe... Nampak banyak pasangan-pasangan muda maupun tua yang berserakan di taman Bungkul saling mengumbar nafsu mereka lewat pelukan rangkulan dan senggolan genit nan hangat itu. CempLuk pun bersabda "Ini sebenernya taman di makam Mbah Bungkul, tapi kok malah dibuat praktek mesum,". Acara pun usai saat masing-masing menuju ke motornya masing-masing....

Foto: kiri-kanan atas-bawah
1) kaleng tissue, 2) kopi mbah sangkil, 3) dodol palopo arul, 4) martabak, 5) khuclukz, 6) arul angki siwi, 7) ekspresi emosi mbahsangkil pada donny, 8) cempluk bayu


UPDATE informasi dari blog sebelah :

[...]Kemarahan mbah Sangkil terhadap Donny semakin memuncak kala secara tak sengaja menyadari bahwa di depan meja kami ada neon box bergambar sate[...]

[...]Oia, ada kejadian yang bikin emosi adalah pas mau pulang, ada segerombolan preman menyegat Donny, Khucluk dan Arul, katanya kopinya belum bayar! Nah, karena merasa sudah membayar, akhirnya terjadi perdebatan. Setelah dilakukan klarifikasi ke mas yang menerima pembayaran kopi, masalahpun selesai.. *bikin emosi ajah!* [...]

No comments:

Post a Comment